FEMININITAS DAN WANITA PELAKOR (ANALISIS WACANA KRITIS PADA AKUN INSTAGRAM @MULANJAMEELAQUEEN
Abstract
Pada zaman sekarang, Indonesia sudah mulai memasuki era revolusi industry 4.0, tetapi untuk konstruksi feminitas atau untuk kaum perempuan di Indonesia masih menganut adat-adat dari timur, yaitu wanita alim/ baik-baik. Konstruksi seperti ini perempuan harus mampu menjalankan perannya sebagai seorang istri juga seorang ibu. Namun hal itupun tidak mudah, karena kecanggihan teknologi perempuan “zaman now” yang memperlihatkan kecantikan, kenarsisan, hingga seksualitasnya di muka umum terutama media sosial dapat dianggap sebagai perempuan “kurang baik” atau bias juga disebut dengan “wanita jalang”. Mereka melakukan hal itu bukan hanya membutuhkan uang, tetapi mereka butuh nafsu hingga status yang menjadikan perempuan bisa merebut suami orang, atau disebut “pelakor” (perebut laki orang). Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan konstruksi feminitas yang berlaku di Indonesia melalui media sosial terutama Instagram. Salah satu contoh pelakor yang sangat populer adalah Mulan Jameela. Hasil dari analisis wacana kritis pada level mikro terlihat representasi Mulan Jameela dengan segala atribusi yang mengacu pada sosoknya yang dianggap sebagai wanita jalang. Mulan Jameela juga digelari sebagai “pelakor nomor satu” oleh admin akun @mulanjameelaqueen karena dianggap berkontribusi pada perceraian pasangan Ahmad Dhani-Maia Estianty. Pada level meso, terlihat keberpihakan admin akun @mulanjameelaqueen kepada selebriti Maia Estianty yang dianggap sebagai “wanita baik-baik” sekaligus korban perusakan rumah tangga oleh Mulan Jameela. Selain itu, admin juga memfasilitasi warganet untuk melakukan perundungan siber pada Mulan Jameela melalui akunnya, sehingga pada aspek konsumsi terlihat keaktifan warganet berkomentar negatif tentang Mulan Jameela dalam akun tersebut. Pada level makro, konstruksi femininitas sangat berpengaruh pada eksistensi akun @mulanjameelaqueen. Akun ini memanfaatkan kebebasan berpendapat pada media sosial untuk melakukan perundungan siber sebagai bentuk hukuman sosial kepada Mulan Jameela yang dianggap sebagai wanita jalang perusak rumah tangga